Rabu, 10 Agustus 2011

Minta Duduk Satu Meja


Selasa, 09 Agustus 2011 15:44
MALANG - Meski sudah tak ada agenda latihan, pemain-pemain Arema yang sebagian besar kontraknya sudah berakhir per 31 Juli lalu menyempatkan untuk kembali berkumpul di mess pemain, di jalan Welirang, Selasa (8/8) malam.
Mereka datang dan berkumpul dengan satu tujuan, mempertanyakan kejelasan sisa gaji yang belum dibayar manajemen Arema. Khususnya terkait pembayaran sisa gaji musim kompetisi 2010/2011 lalu, hingga kini jadi teka-teki. Satu pihak, mantan Ketua Yayasan Arema, Muhamad Nur telah melakukan pembayaran tiga kali gaji dan rencana siap menyelesaikan sisa 2,5 bulan gaji. Pihak lainnya Pembina Yayasan Arema, Rendra Kresna juga siap membayar 5,5 bulan gaji.
Hanya saja, persyaratan dari Rendra untuk bisa mencairkan seluruh sisa gaji tersebut, pemain harus mau mengembalikan tiga bulan gaji dari Muhamad Nur. Sementara pemain sendiri, kini dalam kebimbangan dan bingung dalam melangkah,
link:http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=34301:minta-duduk-satu-meja&catid=63:menu-headline&Itemid=102
’’Kita ini mau minta hak kita sebagai pemain Arema. Kita minta kepada pihak yang benar saja,’’ ungkap Noh ‘Along’ Alamshah mewakili rekan-rekannya.
Perihal uang yang telah diterima dari Muhamad Nur, pemain merasa saat dilakukan pembayaran itu, status pria yang merangkap sebagai Pjs Direktur Utama PT Arema Indonesia masih resmi atau belum dipecat dari posisi Ketua Yayasan.
’’Kita hanya mau menerima yang resmi manajemen Arema. Kita tidak permasalahkan siapa yang legal, entah itu Pak Rendra atau Pak Nur, yang jelas kita ingin hak kita terpenuhi saja, dan yang pasti kita ingin yang legal bayar hak kita,’’ ungkap Rony Firmansyah kepada Malang Post, kemarin sore.
Nyatanya dari pihak Muhamad Nur maupun Rendra tidak ada tanda-tanda untuk segera menyelesaikan gaji. Pemain pun merasakan ada kejanggalan atau ketidak beresan dengan manajemen Arema.
’’Kita cari pihak yang benar dari kedua belah pihak itu. Ya lebih bagus kalau dua-dua bisa datang bertemu dengan pemain. Saya tidak mengerti kenapa mereka khawatir kalau uang itu memang ada dan punya sendiri. Kalau kedua pihak merasa takut, pasti ada yang tidak beres,’’ sebut Along.
Persoalannya, mempertemukan Muhamad Nur dengan Rendra yang kini menjadi dua kutub berlawanan bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi masing-masing pihak bergerak sendiri-sendiri, meski pihak Rendra tampaknya kini lebih dominan untuk benar-benar mengelola tim Arema kedepan.
’’Kalau Pak Rendra bisa keluarkan bukti (legalitasnya, Red), kita bisa terima dia dan kita tidak usah khawatir lagi,’’ sebut Along yang beberapa waktu lalu mengaku sempat bertemu Muhamad Nur di kediaman Lucky Acub Zaenal.
Menurut pengakuan striker Arema asal Singapura ini, pihak Muhamad Nur menjelaskan perihal situasi Arema. Termasuk Muhamad Nur mempertanyakan legalitas Rendra sehingga membuat pemain menjadi ragu perihal manajemen Arema dibawah kendali Rendra.
’’Pak Nur memang panggil kita ke Mas Lucky, jelaskan situasinya semua. Tapi kita tidak semua percaya begitu saja karena itu masih satu pihak. Sekarang ini yang penting ada penjelasan, terlepas musim depan kita tetap ada di Arema atau tidak,’’ yakin Along.
Sementara itu, sampai kemarin Rendra maupun Muhamad Nur belum bisa dikonfirmasi perihal keinginan pemain untuk kembali duduk satu meja seperti yang terjadi di Batavia Resto, 2 Juni lalu. Meski beberapa waktu lalu, Rendra mengaku siap kapan pun juga untuk bertemu pemain.
’’Tidak ada masalah, kalau mau ketemu pemain, saya setiap saat bisa ketemu pemain, tidak perlu diagendakan secara khusus,’’ ungkap Rendra usai menghadiri acara tasyakuran pembukaan kantor Arema, 25 Juli lalu.
Sedangkan Senin malam kemarin, usai hadir dalam diskusi dengan Ketua PSSI, Rendra langsung bertolak ke Jakarta sehingga tak bisa menemui pemain. Rendra sendiri dijadwalkan 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar